Stripetosecure – Pekanbaru Dirjen KSDAE Kementrian Lingkungan Hidup, Ir. Wiratno menilai bahwa penyebab Bonita masuk ke kawasan pemukiman di Pelangiran, Inhil kemarin adalah akibat ulah manusia.
Mengacu pada pengalamannya menangani kasus serupa, Ir. Wiratno menjelaskan bahwa satwa tidak akan mengganggu jika tidak diganggu duluan. Ada dua faktor utama yang menyebabkan harimau sumatera masuk kampung.
"Satu, pasti karena kelaparan, dua habitat atau keluarganya diganggu." kata Wiratno Dalam jumpa pers pada Sabtu (21/4) di Balai BKSDA Provinsi Riau pasca keberhasilan tim Rescue terpadu mengevakuasi Bonita.
Kasus Bonita yang telah memakan dua korban jiwa ini mendapatkan perhatian khusus oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya hingga presiden.
"Ini upaya penyelamatan yang paling panjang dalam sejarah." ujarnya pada pers.
Selain memberikan apresiasi pada pihak-pihak yang terkait dalam upaya penanganan konflik Bonita di Inhil, Wiratno juga menegaskan bahwa setelah Bonita berhasil dievakuasi, tugas tim terpadu tidak boleh berhenti begitu saja.
"Harus ada patroli terpadu di kebun – kebun mana saja. Saya minta agar tim terpadu melakukan patroli terus." kata Wiratno. Dirinya yakin bahwa potensi konflik serupa dapat terjadi di wilayah lain.
Ia sendiri menilah bahwa upaya konservasi satwa liar merupakan upaya bersama (collective action). Tidak hanya harimau sumatera, namun gajah, orangutan, hingga satwa liar lainnya menjadi fokus utama upaya konservasi.
"Oleh karena itu para pihak harus terus bekerja sama dan saling menguatkan untuk mencegah hal-hal serupa terjadi kedepannya." sambungnya lagi.
Pihaknya juga menganjurkan kepada masyarakat agar segera melaporkan bila ada kejadian serupa di call center atas nama Sunarko di nomor telepon 081374742981.
Bonita kini telah dievakuasi menjuru Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasyara. Sebelumnya, Bonita dilaporkan telah menyerang dua warga di Pelangiran, Inhil hingga tewas.(fdk)