Stripetosecure, Tembilahan – Memasuki hari ke-73 penanganan konflik antar harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan manusia di Pelangiran, Indragiri Hilir, tim Rescue gabungan masih belum berhasil menyelamatkan satwa dilindungi tersebut.
Bonita, seekor harimau Sumatera berjenis kelamin betina sebelumnya pada Jumat malam (16/3) telah berhasil ditembak bius. Namun, karena terkendala situasi lapangan yang minim pencahayaan dan kondisi jalan yang buruk, Bonita kembali tersadar dan melarikan diri.
Humas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau, Dian Indriati mengatakan pada Minggu (18/3) tim Rescue Penyelamat Konflik menyisir blok-blok sawit dimana Bonita biasa melintas, tapi Bonita tak juga kunjung terlihat.
Pencarian yang dilakukan selama 5 jam ini dilakukan dengan menggunakan dua unit dum truck milik perusahaan.
"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi serangan dari Bonita. Sebab, sejak dilakukan penembakan obat bius, diperkirakan satwa dilindungi itu menjadi semakin beringas." ujar Dian Indriati.
Pencarian Bonita didampingi langsung oleh Polisi dan TNI. Setiap petugas juga dilengkapi dengan peralatan untuk mengevakuasi Bonita.
Penambahan dosis bius juga telah dipersiapkan oleh tim medis. drh. Andita Septiandini, dokter hewan dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera (PRHS) Dharmasraya, Sumatera Barat. Ini dilakukan karena sebelumnya penembakan obat bius belum maksimal.
Menurut drh.Andita, kondisi Bonita sempat melemah setelah ditembak bius. Namun saat ini kondisi Bonita sudah kuat kembali.
"Bahkan saat ini harimau tersebut akan mengejar jika melihat mobil, padahal sebelumnya dia diam saja." kata dokter yang akrab disapa Dita.
"Dosis obat bius disesuaikan dengan berat badan Bonita, yang kita taksir sekitar 70 kilogram," tambah Dita.
Hanya saja, tim kesulitan melacak keberadaan Bonita pada Minggu (18/3). Dian Indriati mengatakan pihaknya akan terus berupaya melakukan penyelamatan terhadap Bonita.(fdk)