Tim Tiger Protection Unit (TPU) WWF kembali mendapati tumbuhan langka, Rafflesia, di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling (SMBRBB), Kabupaten Kampar. Tepatnya pada (18/11) lalu, Rafflesia ditemukan dalam keadaan cuping (perigone) atau kuncup.
Lokasi dan jenis Rafflesia kali ini sama dengan Rafflesia yang pertama kali ditemukan pada Februari 2013 lalu. Bunga Rafflesia diketahui berjenis Rafflesia Merah Putih (Rafflesia hasseltii) atau dikenal dengan nama lokal Cendawan Muka Rimau, sedangkan lokasinya tumbuh pada ketinggian 448 diatas permukaan laut (dpl).
Rafflesia ini ditemukan oleh tim yang terdiri dari Atan, Wedi, Abdul, dan Supriadi pada Grid Q 137. Koordinat. S.00’17’46.9. E 100’54’08.9. Dua Rafflesia tumbuh masing berjarak satu meter, sedangkan satu Rafflesia lagi berjarak lima meter dari Rafflesia lainnya.
Panjang diameternya berkisar antara 11 sampai 12 centimeter. Diperkirakan tumbuhan langka ini akan mekar dengan sempurna dalam jangka dua minggu. Biasanya Rafflesia jenis ini akan mekar pada bulan-bulan basah.
Atan, ketua tim yang pertama kali mendapati Rafflesia tersebut mengatakan selain Rafflesia yang belum mekar tersebut, di sekitar lokasi juga ditemukan lima Rafflesia yang sudah sudah layu dan hanya tinggal akarnya. Tumbuhnya Rafflesia di kawasan ini menandakan kondisi keanekaragaman hayati di SM Bukit Rimbang Baling masih dalam kondisi baik.
Sayang keberagaman hayati ini kini dalam ancaman serius. Menurut koordinator TPU, Osmantri, perambahan yang tiada henti serta illegal logging terus terjadi mengancam keberadaaan Rafflesia.
“Saat ini saja masih ditemukan sawmill yang masih aktif, jika kegiatan mereka terus berlanjut bisa dipastikan akan mencapai ke titik di mana Rafflesia biasa tumbuh. Sangat diperlukan improvisasi manajemen kawasan yang lebih baik oleh semua pihak agar kawasan ini terlindungi,” ungkap Osmantri.
Sementara itu, Rafflesia hasseltii merupakan tumbuhan yang hidup secara holoparasitic atau murni parasit dengan tumbuhan inang dari jenis Tetrastigma, tumbuhan ini akan berbau seperti bangkai busuk setelah beberapa hari mekar. Tumbuhan langka ini merupakan salah satu spesies bunga yang dilindungi secara hukum.
Wilayah penyebarannya meliputi Selat Peninsula Malaysia, Sarawak, dan Sumatera. Untuk wilayah Sumatera, penyebarannya sangat terbatas, meliputi Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Sanglap, Riau, Jambi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.***